KUTIPAN BLOG LAIN
Berikut kajian kami terhadap 3 masalah krusial esoteris berdasarkan referensi Buddhisme & Mysticisme 1. Mandala Advaita = Desain Kosmik 2. Niyama Dhamma = Kaidah Kosmik 3. Kamma Vibhanga = Kaidah Ethika
Sadhguru Yasudev quote :the path is the destination and the destination is hidden in the path as the Creator is hidden in creation Jalan adalah tujuannya, dan tujuan tersembunyi di dalam jalan, seperti Sang Pencipta tersembunyi di dalam ciptaan.
Berikut kajian kami terhadap 3 masalah krusial esoteris berdasarkan referensi Buddhisme & Mysticisme 1. Mandala Advaita = Desain Kosmik2. Niyama Dhamma = Kaidah Kosmik 3. Kamma Vibhanga = Kaidah Ethika
TENTANG KEILAHIAN DALAM KESEDEMIKIANAN (ORIENTASI)Sadhguru Yasudev quote :the path is the destination and the destination is hidden in the path as the Creator is hidden in creation Jalan adalah tujuannya, dan tujuan tersembunyi di dalam jalan, seperti Sang Pencipta tersembunyi di dalam ciptaan.
TENTANG KEILAHIAN 1. Mandala Advaita : Tentang KeIlahian (Tuhan : Tao - Dhamma )Tuhan bukan bemper kebodohan/kemanjaan diri, media katarsis psikologis /transaksi pencitraan dan kloset pembenaran pemfasikan/ kezaliman kepada lainnnya). Perlu kebijaksanaan universal. keperwiraan eksistensial, dan keberdayaan transendental dalam spiritualitasTauhid sufism Ibn Araby : tanzih -tasbih (transenden/imanen) Jika kau memandangnya tanzih semata kau membatasi Tuhan. Jika kau memandangnya tasbih belaka kau menetapkan Dia Namun jika kau menyatakanNya tanzih dan tasybih; kau berada di jalan Tauhid yang benar Sufi Ibn Arabi memandang KeIlahian Tuhan secara Esa - utuh dalam keseluruhan. Tuhan dipandang sekaligus sebagai Dzat Mutlak yang kekudusanNya tak tercapai oleh apapun/siapapun juga (transenden/tanzih) namun keluhuranNya meliputi segala sesuatu (immanen/ tasybih) sehingga walaupun pada dasarnya Kekudusan dan kesempurnaan Tuhan secara intelektual tak terfahami (agnosis)dengan keberadaan yang mungkin terlalu agung untuk kemudian tak diPribadikan(impersonal) dan mandiri (independent) namun kemulian IlahiahNya sering disikapi sebagai figur yang berpribadi(personal) dan Dharma kehendakNya dapat difahami(gnosis) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antara makhluk dengan Tuhan sesuai dengan ketentuanNya (dependent).Tanpa Tuhan, tidak ada segalanya. Karena Tuhan, bisa ada segalanya. (wajibul & mumkimul Wujud )Tao adalah Tao - jikakau bisa menggambarkannya itu pasti bukan Tao Dalam kitab suci Uddana 8.3 Parinibbana (3) Buddha bersabda : O,bhikkhu ; ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma,tidak tercipta, Yang Mutlak Jika seandainya saja tidak ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma,tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut maka tidak akan ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran penjelmaan ,pembentukan , dan pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma, tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut maka ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu itu. Ini secara tidak langsung mungkin menunjukkan dua hal sekaligus ,yaitu : kesaksian akan adanya keilahian yang diistilahkan sebagai ‘yang tak terbatas” dan yang kedua penjelasan bahwa nibbana pencerahan sebagai puncak pencapaian spiritualitas Buddhisme hanya mungkin terjadi karena adanya ‘Yang tak terbatas’ tersebut. plus link : konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama (https://khmand.wordpress.com/2008/08/20/konsep-tuhan-dlm-agama-buddha/)Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam yang artinya “Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”. Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asankhata) maka manusia yang berkondisi (sankhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.Buddhisme umumnya menamai itu semua sebagai Nibbana (Unio Mystica Kemurnian/KeIlahian ? ). Tanpa niatan mengacau, jika kami memandang ini secara tidak langsung mungkin menunjukkan dua hal sekaligus ,yaitu : kesaksian akan adanya "keilahian' yang diistilahkan sebagai ‘yang Mutlak” dan yang kedua penjelasan bahwa nibbana pencerahan sebagai puncak pencapaian spiritualitas Buddhisme hanya mungkin terjadi karena adanya ‘Yang Mutlak’ tersebut. Seperti di tabel.Tabel 10 level Kesadaran Gnosis
Dimensi
Tanazul Genesis KeIlahian↓
Taraqi Eksodus Pemurnian↑
Simultan progress Triade
Transendental
ESENSI MURNI
? ! .
Transendental
ajatam
abhutam
Panna
(theravada?)
Universal
akatam
asankhatam
Eksistensial
Asekha ?
Nibbana
Universal
ENERGI ILAHI nama brahma
Transendental
Anagami
suddhavasa
Samadhi
(vajrayana ?)
Universal
Anenja
arupavacara
Eksistensial
Vehapala >Abhasara
rupavacara
Eksistensial
MATERI ALAMI rupa kamavacara
Transendental
Mara/Kal, ...
triloka
Sila
(mahayana?)
Universal
Yama , Saka, ...
svargaloka
Eksistensial
asura? < Bhumadeva
apayaloka
(10 ? transendental 3 + universal 3 + eksistensial 3 = 9 ? 9 dimensi mandala di atas + 1 for Indefinitely Infinitum ( Realitas Aktual Transenden > Fenomena Formal Immanen dari personal laten deitas ) for humbling in progress to mystery.
Plus: hipotesa teoritis 3 (tiga) fase (Mandala Tiada Samsara - Mandala dengan Samsara - Mandala Tanpa Samsara).. .... mungkin tepatnya state keberadaan. (apalagi tidak hanya laten deitas personal samsarik) . Dari secret data lama kami (maaf ... dulu memang lebai masih naif & liar .... sekarang ? makin parah & payah, hehehe ) Gnosis Publik p.7Dhyana Dharma Keberadaan :Fase 1 : Fase KeMaha-Adaan Absolut Tuhan. purwaning Dumadi ( Dhyana ® Swadika ! )Fase 2 : fase peng’ada’an. KeEsaan karena Tuhan. sangkaning Dumadi ( Dharma ® Kehendak Ilahi )Fase 3 : fase keberadaan Keesaan di dalam Tuhan gumelaring Dumadi ( Tanazul ®Keberadaan Mandala )Dharma Dhyana Keberadaan :Fase 3 : fase keberadaan Keesaan di dalam Tuhan gumelaring Dumadi ( Tanazul ®Keberadaan Mandala )Fase 4 : fase peniadaan. Keesaan kembali ke Tuhan. paraning Dumadi ( Taraqqi ®Mandala Keberadaan )Fase 5 : fase KeMaha-Adaan Absolut Tuhan. purnaning Dumadi ( Dhyana ® Pralaya ? )Well, ini hipotesa teoritis dari 3 (tiga) fase (Mandala Tiada Samsara - Mandala dengan Samsara - Mandala Tanpa Samsara). 1.Mandala Tiada Samsara, ( Fase hanya Dhyana > Dhamma ) Transenden = Transendental - Universal - Eksistensial (Esa - yang ada hanya Dia Sentra Yang Esa ) 2. Mandala Dengan Samsara, (Fase dalam Dhamma < Dhyana )Transenden = Transendental , Universal , Eksistensial (Segalanya ada karena Dia Sentra Yang Esa) Tanazul Genesis = emanasi , kreasi , ekspansi ? 2.1. Awal : Mandala Pra Samsara Transendental : keterjagaan esensi / zen ? Nibbana Universal : keterlelapan energi / nama Brahma : arupa & rupa , Eksistensial : kebermimpian etheric / rupa Kamavacara : dunia - surga & apaya 2.2.. Kini : Samsara Pra Pralaya Dunia : sd pralaya Svarga : sd pralaya (paska dunia ) - Apaya : sd pralaya ( lokantarika ?) - Brahma : sd pralaya ( abhasara etc Nibbana : sd advaita ? 2.3. Nanti : Samsara Paska Pralaya (versi Buddhism ? ) Lokantarika : residu rupa paska terkena pralaya : dunia - apaya - svarga - hingga rupa brahma Jhana 1 sd 3 (mengapa ?)Brahmanda : restan nama tidak terkena pralaya : Sudhavasa + Anenja /& Rupa Brahma : Jhana 4 untuk kemudian 3 - 2 ( abhasara ) Lokuttrara : bebas dari samsara & pralayanya : Asekha nibbana ( eksistensial ? + universal & transendental-nya) What's next ? - Siklus fase ke 2 Mandala Dalam Samsara berlanjut lagi (Kisah kasih nama rupa Brahmanda Lokantarika bersemi kembali sebagaimana biasanya ? ... kecualilokuttara & suddhavasa harusnya plus vehapala yang masih mantap & anenja yang masih terlelap juga ..... Asaññasatta ?) - atau... kembali ke fase 1 (kemanunggalan azali karena pencerahan keseluruhan/& keterjagaan Dia Sentra Yang Esa) - atau haruskah ada fase 3 (kemusnahan total karena kekacauan keseluruhan & kebinasaan Dia Sentra Yang Esa ) 3. Mandala Tanpa Samsara (Fase tanpa Dhamma - tiada Dhyana ) tiada Eksistensial - Universal - Transendental (Segalanya tiada tanpa Dia Sentra Yang Esa ) Adakah Sentra dengan sigma & zenka lain ? Maha Sentra Utama ? dst dsb dll idea tidak lagi dibahas bisa keluar jalur ? : Spekulasi Rimba Pendapat tak perlu karena hanya memboroskan energi, perdebatan tak perlu & sama sekali bukan upayayang perlu untuk bersegera dalam penempuhan keberdayaan aktual ? Samsara pribadi (eksistensial ) saja belum diketahui awalnya dan akhirnya (kejujuran nirvanik
| Dimensi | Tanazul Genesis KeIlahian↓ | Taraqi Eksodus Pemurnian↑ | Simultan progress Triade | |
Transendental | ESENSI MURNI ? ! . | Transendental | ajatam | abhutam | Panna (theravada?) |
Universal | akatam | asankhatam | |||
Eksistensial | Asekha ? | Nibbana | |||
Universal | ENERGI ILAHI nama brahma | Transendental | Anagami | suddhavasa | Samadhi (vajrayana ?) |
Universal | Anenja | arupavacara | |||
Eksistensial | Vehapala > | rupavacara | |||
Eksistensial | MATERI ALAMI rupa kamavacara | Transendental | Mara/Kal, ... | triloka | Sila (mahayana?) |
Universal | Yama , Saka, ... | svargaloka | |||
Eksistensial | asura? < Bhumadeva | apayaloka |
IMPERSONAL REALITY (KEILAHIAN) komentar video tidak dijawab ?
Anumodana, Bhante Khemadaro ,Samanera Abhisarano & bapak Feby atas tayangan video yang walau temanya memang sangat menarik namun bisa jadi sensitif. KeIlahian memang sentra mendasar & menyasar dalam wawasan/ tataran spiritualitas (ranah agama eksistensial, mistik universal & Dhamma transendental). Pandangan KeIlahian dalam Buddhisme memang unik karena bersifat Impersonal Transenden Nirvanik tidak sekedar Personal Immanen samsarik. Bisakah dijelaskan/ditegaskan ‘konsep’ keIlahian Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam (Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak – dari Uddana 8.3 ) dan juga Sang Hyang Adi Buddha oleh mendiang Bhante Sukong Ashin Jinarakhita ? komentar video tidak dijawab ? sungkan & riskan ? masalah sensitif bisa menyinggung dianggap prank "kadrun" ? rasionalisasi menguji untuk motive tersirat mencobai/mengerjai untuk menjahili + menzalimi ? memang tidak harus dijawab ? transrasional untuk dibahas (toh yang utama etika berpribadi & berprilaku dalam kebersamaan > dogma berpandangan ?)
mungkin memang ini pertanyaan dilematis walau tidak dimaksudkan untuk perangkap jebakan badman (bukan hanya external namun juga internal) ... jika tidak bisa dijawab penganut agama langit (?) akan menghujat anda dengan sebutan kafir atheis dsb (ini berdampak bukan hanya tidak mengenakkan eksistensial pribadi namun juga akan menjerumuskan mereka dalam penyimpangan kaidah etika kosmik berikutnya ... niyata miccha ditthi & kammacitta vipakkha karena kebodohan akan kepicikan/kepolosan jahiliah + kelicikan /kekasaran zalimiah mencela ... bukan hanya citta cetana mengharapkan namun sudah mulai akusala kamma mengusahakan orang lain celaka walau baru sebatas lisan belum perbuatan), jika anda bisa menjawab walaupun salah itu akan melegakan selera mereka (merasa sama, setara bahkan lebih unggul?) namun anda menyalahi akidah tepatnya menyimpang dari kaidah ethika Dhamma anda sendiri.
Kutipan : 31 Alam Kehidupan Samsarik & Nirvanik https://www.sariputta.com/artikel/ajaran-dasar/konten/31-alam-kehidupan-menurut-ajaran-agama-buddha/1012Mandala Samsarik Buddhisme (31 alam kehidupan) https://www.sariputta.com/artikel/ajaran-dasar/konten/31-alam-kehidupan-menurut-ajaran-agama-buddha/1012 atau tabel hipotesis yang agak 'gila' dari kami ini Skema Wilayah Tanazul Genesis & Taraqi Ekstasis meniscayakan keterrealisasinya transendensi impersonal bagi evolusi pribadi demi harmoni dimensi
Wilayah
1
2
3
Transendental
Nibbana ‘sentra’ ?
Belum diketahui ? 7
Tidak diketahui ? 8
Tanpa diketahui ? 9
Nibbana ‘sigma’?
Belum mengakui ? 4
Tidak mengakui ? 5
Tanpa mengakui ? 6
Nibbana ‘zenka’ ?
Arahata 1
Pacceka 2
Sambuddha 3
Universal
Brahma Murni (Suddhavasa)
Anagami 7 (aviha Atappa)
Anagami 8 (Sudassa Sudassi)
Anagami 9(Akanittha)
Brahma Stabil (Uppekkha )
jhana 4 (Vehapphala)
Asaññasatta 5 (rupa > nama)
Anenja 6 ( nama > rupa arupa brahma 4 )
Brahma mobile (nama & rupa)
Jhana 1 (Maha Brahma)
Jhana 2 (Abhassara)
Jhana 3 (Subhakinha)
Eksistensial
Trimurti LokaDewa
Vishnu 7 (Tusita)
Brahma 8 (Nimmãnarati)
Shiva 9 (Mara? Paranimmita vasavatti)
Astral Surgawi
Yakha (Cãtummahãrãjika) 4
Saka (Tãvatimsa) 5
Yama (Yãma)6
Materi Eteris
Dunia fisik(mediocre’ manussa &‘apaya’ hewan iracchãnayoni) + flora & abiotik ? / 1 Eteris Astral apaya (‘apaya’ Petayoni & ‘apaya’ niraya)2 Eteris Astral apaya Asura (petta & /eks?/ Deva ) 3
tampaknya pada kolom universal Uppekha Brahma yang relatif stabil (maksudnya tidak mobile / fragile tidak begitu labil sehingga lolos sementara tidak terkena dari siklus rupa pralaya samsarik dimensi 'materi' : dunia 1 + apaya 4 & juga surga deva kamavacara 6 & Rupa Brahma 3 dibawahnya sebagai rupa lokantarika di antara Brahmanda & lokuttara nantinya sebelum siklus berikutnya) perlu digeser posisi antara anenja 5 & asannasata 6 ... bukan hanya dikarenakan life span (masa hidup) namun juga dari ketangguhan samadhi mereka dalam labirin kosmik paralel penembusan saddhamma. Asaññasatta tersekap (terjatuh) dalam rupa sedangkan anenja 'hanya' terjebak (terlelap) dalam nama. Direvisi resumenya?. Atau bisa juga Brahma Vehappala 4 digeser ke tengah jadi nomor 5 karena keseimbangannya sebagai nama atas rupa (BUKAN KESOMBONGAN, KESERAKAHAN & KEBENCIAN, LHO) dibandingkan Asaññasatta 4 yang menolak nama batin bahkan malahan menjadi melekat pada rupa materi bahkan mungkin juga justru nomor 6 mengungguli anenja yang terlelap dalam nama dan acuh dengan rupa pada level anariya (?) walau memang memiliki masa hidup (life span) yang lebih lama dibandingkan para Brahma lainnya (bahkan termasuk Ariya anagami suddhavasa di level atasnya) berdasarkan kalkulasi matematis Gnosis Buddhisme. Direvisi lagi resumenya ?apaya asura ? hehehe, tampaknya itu rahasia kosmik, guys. Vishnu mungkin tidak suka namun tampaknya tidak bagi Shiva yang arif, Brahma dan Saka memang ahli & baik namun naif untuk hal ini. Dalam permainan samsarik ini keberadaan guardian "penyeimbang" bagi keberlangsungan kesemuan, kenaifan & keliaran hingga perlunya serial recycling daur ulang pralaya perbaikan kerusakan paska kekacauan dimensi tampaknya memang perlu ada. Tanpa maksud mencela & membela, dalam diri setiap kita para zenka pengembara keabadian tampaknya memang masih ada 'drive' ariya dan asura di dalamnya. Dalam dimensi kamavacara tampaknya asura, yama & mara memang guardian utama untuk permainan samsarik di level bawah, tengah & atas. Ini sebetulnya bahasan paling menarik namun sayangnya akan sangat sensitif tampaknya (sungkan, ah) referensi acuan? intinya tetaplah autentik & holistik (tidak identifikatif apalagi manipulatif)
Grand Design , Strata Mandala, Episode Samsarik IMPERSONAL GOD (ABSOLUTE INDEFINITE/INFINITUM TRANSENDEN) > PERSONAL GODS (laten deitas figure kosmik immanen yang memang mengidentifikasikan dirinya / diDeifikasi lainnya atau hanya konsep renungan filosofis demi idealisasi kesempurnaan / refleksi imaginatif bagi manuver strategis pembenaran kepentingan saja ?)
https://www.youtube.com/watch?v=3yVLJahhwC8&list=PLZZa2J4-qv-bhq6xJFZjoY4jEP9a4E2e3&index=42 https://www.youtube.com/watch?v=7jNjrsEMbKA&list=PLZZa2J4-qv-bhq6xJFZjoY4jEP9a4E2e3&index=51&t=1s TENTANG PERSONAL GODS AGAMA BUDDHISM ART BLOG OKE/BLOG OKE/INA/UTAMA/RATANA KUMARA/ARTICLES/OKE/TUHAN ratna.docx PLUS DATA/BUDDHISM/ETC/MKDU422502-M1.pdf PLUS DATA/BUDDHISM/ETC/31 Alam Kehidupan Menurut Ajaran Agama Buddha.pdf PLUS DATA/BUDDHISM/ETC/Perang Antar Dewa di Lintasan Waktu WIRAJHANA.pdf TENTANG KEILAHIAN SPIRITUAL BEE MISTIK ENG/VLOG/SPIRITUAL BEE/DOC PDF/Who is God.docx MISTIK ENG/VLOG/SPIRITUAL BEE/DOC PDF/Why Has Science Not Found God.docx MISTIK ENG/VLOG/SPIRITUAL BEE/DOC PDF/Understanding the Many Gods in Hinduism.docx 2) WISDOM = Kemantapan metanoia (K) :prolog : kearifan ?(kemajemukan pendapat; keberagaman pandangan ; keterbatasan kemampuan)1) Khilafiyah Theologi : kemustahilan membatasi Tuhan ? → kecerahan paradigma diantara Rimba Pendapat (keIlahian ; keberadaaan; ketentuan)2) Problema Theodice : kemustahilan membela Tuhan?® kebijakan metanoia diantara faham pandangan (fanatisme/mistisme ; atheisme/vitalisme ; agnostisme /heuretisme)3) Masalah Theosofi: kemustahilan mencintai Tuhan ?®kebijakan apologia diantara ragam kenyataan (kegaiban Tuhan ; penderitaan/kezaliman ; ananiyah/nafsiyah) epilog : keimanan ?ketentuan awal > kepastian final → aktualisasi penempuhan & realisasi pembuktian
Well, sejujurnya tinggal selangkah lagi Saddhamma ini untuk menjadi Paramattha Sanatana Dhamma yang memuliakan kebenaran & keilahian secara murni & sejati sebagai Theosofi Panentheistik tauhid yang merengkuh seluruh paradigma yang ada ... Idea Buddha Shiva ? But, skenario samsarik (termasuk sunnakalpa & era Buddha Maeteya, Lokabyuha & siklus pralaya, etc) tampaknya memang tetap perlu berlanjut demi keberlangsungan keseluruhan pelangi biasan keberagaman dari Satu mentari yang sama. Acinteya yang telah direalisasi & tetap dijalani Buddha walau tanpa dipublikasi dalam simsapa sutta ini apa juga difahami & disadari Savaka-Nya ?
to the point IMPERSONAL REALITY
Belajar spiritualitas secara mendalam dan meluas memang sangat mengasyikan namun perlu kedewasaan dan keberimbangan agar bukan hanya tidak melengahkan/mengacaukan aktualisasi tanggung jawab eksistensial kehidupan kita namun juga agar dalam penempuhan spiritualitas keabadian tidak justru malah kontraproduktif (istilah kontroversi kami 'ter-alienasi', jadzab ?- 'ngedan ngelmu'?'). Suatu kondisi dimana kita tidak lagi samvega tergugah dalam penempuhan namun justru merasa galau dikarenakan ada gap antara realitas target ideal aneka kaidah spiritualitas / akidah religiusitas tertentu dengan segala faktisitas kompleks keberadaan kita yang memang terbatas dan terbatasi situasi dan kondisi yang ada dan nyata. Oleh karena itu ... sambil terus meng-upload aneka referensi files spiritualitas yang kami rasa perlu untuk dishare (juga aneka files kehidupan lainnya) dan menyelesaikan posting Quo Vadis (yang sudah terlanjur dipublish) ; kami merasa perlu mengajukan juga paradigma alternatif pribadi tentang konsep Parama Dharma, desain Mandala Advaita dan Formula Swadika yang senantiasa terupdate terus menerus sesuai dengan aneka macam referensi masukan dan refleksi renungan dalam setiap perjalanan kehidupan dan penjelajahan keabadian ini. Perlu sikap benar, sehat dan tepat bagi kita untuk memandang permasalahan secara berimbang dengan harmonis & holistik agar tidak ambisius tenggelam dalam arus kehidupan namun juga tidak obsesif terhanyutkan banyak konsep pandangan yang ada dengan segala tuntunan (tuntutan?) idealitas kesempurnaannya.
Wilayah | 1 | 2 | 3 | |
Transendental | Nibbana ‘sentra’ ? | Belum diketahui ? 7 | Tidak diketahui ? 8 | Tanpa diketahui ? 9 |
Nibbana ‘sigma’? | Belum mengakui ? 4 | Tidak mengakui ? 5 | Tanpa mengakui ? 6 | |
Nibbana ‘zenka’ ? | Arahata 1 | Pacceka 2 | Sambuddha 3 | |
Universal | Brahma Murni (Suddhavasa) | Anagami 7 (aviha Atappa) | Anagami 8 (Sudassa Sudassi) | Anagami 9(Akanittha) |
Brahma Stabil (Uppekkha ) | jhana 4 (Vehapphala) | Asaññasatta 5 (rupa > nama) | Anenja 6 ( nama > rupa arupa brahma 4 ) | |
Brahma mobile (nama & rupa) | Jhana 1 (Maha Brahma) | Jhana 2 (Abhassara) | Jhana 3 (Subhakinha) | |
Eksistensial | Trimurti LokaDewa | Vishnu 7 (Tusita) | Brahma 8 (Nimmãnarati) | Shiva 9 (Mara? Paranimmita vasavatti) |
Astral Surgawi | Yakha (Cãtummahãrãjika) 4 | Saka (Tãvatimsa) 5 | Yama (Yãma)6 | |
Materi Eteris | Dunia fisik(mediocre’ manussa &‘apaya’ hewan iracchãnayoni) + flora & abiotik ? / 1 | Eteris Astral apaya (‘apaya’ Petayoni & ‘apaya’ niraya) 2 | Eteris Astral apaya Asura (petta & /eks?/ Deva ) 3 |
https://www.youtube.com/watch?v=3yVLJahhwC8&list=PLZZa2J4-qv-bhq6xJFZjoY4jEP9a4E2e3&index=42
IMPERSONAL REALITY
No comments:
Post a Comment