ARSIP BLOG
BUDDHISM (TIPITAKA)
TIPITAKA PALI OKE.rar
385,053,399
Documents : Buddhism
https://archive.org/download/tipitaka-pali-oke/TIPITAKA%20PALI%20OKE.rar
TIPITAKA ENG oke.rar
636,965,209
Documents : Buddhism
https://archive.org/download/tipitaka-eng-oke/TIPITAKA%20ENG%20oke.rar
TIPITAKA INA OKE.rar
240,655,085
Documents : Buddhism
https://archive.org/download/tipitaka-ina-oke/TIPITAKA%20%20INA%20OKE.rar
BUDDHISM (SPECIAL)
DHAMMAPADA OKE.rar
88,418,392
Documents : Buddhism
https://archive.org/download/dhammapadaoke/DHAMMAPADA%20OKE.rar
3 ABHIDHAMMA.rar
389,592,715
Documents : Buddhism
VISUDDHI MAGGA.rar
180,957,850
Documents : Buddhism
https://archive.org/download/visuddhimagga_202004/VISUDDHI%20MAGGA.rar
Link Referensi, Download & Browsing Blog + Vlog for Data & Video lanjut ? Via Archive.Org lagi ... masih sungkan (belum bisa donasi? ribet proses ) ... Tampaknya, posting ini akan menjadi sangat panjang, berat & lama bagi kami disamping mutlak diperlukan ekstra terjaga bukan hanya kebodohan internal & pembodohan eksternal diri sendiri namun untuk mampu menjaga lainnya juga agar tetap saling berjaga agar tidak sensitif , reaktif bahkan negatif / agresif ? .... bukan hanya 'bener' tetapi harus 'pener'. (kebajikan tanpa kebijakan sebagaimana sebaliknya bisa jadi bumerang bagi diri & semua ). Akhirnya setelah semingguan (14/11-2020) kami temui juga prakata awal untuk masuk ... Tantangan terbuka Dalai Lama ? dan ini Kritik internal mendiang Bhante Punnaji ? juga dari Bhante Pannavaro ? Buddhisme kembali menjadi pilihan untuk sasaran tembak ... bukan karena di Indonesia populasinya minoritas dan ajarannya toleran sehingga kami dengan bodoh (picik/licik) merasa ada hak (walau tidak haq?) untuk melakukannya namun karena kelayakan jangkauan kualitas Dhamma-nya yang juga secara jujur diakui banyak tokoh dunia. Semoga kami tidak terlalu bodoh sebagai Non-Buddhist untuk mengkritisinya secara eksternal (mencela yang mungkin pantas dicela saja adalah suatu kesalahan ... apalagi untuk yang sesungguhnya memang tidak pantas dicela). Menjaga dampak karmik tidak sekedar effek kosmik .... ingin show cari sensasi / fantasi demi autorisasi identifikatif semu kebanggaan pengakuan (irrasionalisasi peninggian ego diri dengan merendahkan lainnya) bahkan eksploitasi manipulatif liar pembenaran kepentingan (rasionalisasi perendahan ide lainnya untuk meninggikan pandangan sendiri) ? NO WAY ! walau kami bukan Buddhist namun sebagai seeker kami cukup faham bagaimana permainan impersonal yang tidak sekedar eksistensial, namun juga universal dan transendental kehidupan ini sesungguhnya terjadi sebagaimana kesadaran Saddha para Neyya untuk tidak ceroboh melakukan kebodohan internal apalagi pembodohan eksternal baik tersurat ke permukaan atau tersirat di kedalaman ... disadari atau tidak bukan hanya rhetorika idea namun juga niatan cara plus konsekuensi dampak lanjutnya . Well, susah juga logika akal mencari-cari celah mencela jika etika hati justru membela (issa asura vs metta ariya ?) ... jika tidak tanggap /salah tangkap malah bisa menyesatkan tidak mencerahkan.Saling terjebak dan menyekap dalam keterpedayaan jatuh ke lokantarika bukan saling memberdaya menuju lokuttara (walau lokantarika eksistensial & brahmanda universal + lokuttara transendental? pada hakekatnya desain dinamis permainan keabadian dagelan nama rupa pada mandala yang sama ). Sebagai seorang manusia rasional positivist umumnya kita intelectually menggunakan filsafat untuk mengamati fenomena objektif di luar & psikologi untuk mengamati fenomena subjektif di dalam. Semula kami mengira hanya diperlukan 'parama dhamma' 4 (kearifan, keuletan, keahlian & kebaikan) untuk menghadapi kehidupan ini secara pragmatis namun akhirnya bersamaan dengan waktu & trial error kami menyadari kebijaksanaan perifer tepian permukaan itu ternyata tidak cukup ada kebijaksanaan mendalam lagi yang menjadi dasar untuk itu ... kesucian. Bukan karena pemurnian itu dimaksudkan sebagai faktor pengkondisi saja bagi keberkahan dan kesuksesan sejati namun tampaknya justru itu sentra dari keberadaan, kesunyataan dan kesedemikianan yang terniscayakan terjadi dan karenanya perlu peniscayaan untuk merealisasi.... terlepas apapun anggapan/pandangan diri kita semula (keharusan duniawi, kejatuhan surgawi, keterlupaan panentheistik, keterlelapan samsarik , dsb) Realisasi spiritualitas tampaknya memang perlu keautentikan (minimal dalam wawasan walau belum dalam tataran). Pengkhianatan terbesar truth seeker adalah pendustaan (> pendiaman?) pada hikmah pengetahuan realitas kebenaran sebagaimana true seeker (bahkan malah) memperdayakan (> keterpedayaan?) atas penempuhan realisasi transendental kemurnian. Kemunafikan dalam realisasi kesejatian walau demi harmonisasi keberadaan (apalagi jika sekedar memanipulasi atau bahkan memprovokasi, mengintimidasi bahkan mengeksekusi mempersekusi ?) sepertinya bukan hanya menghalangi dan menghambat namun juga menyimpangkan arah bahkan menjebak dan menyekap bukan hanya ke permukaan namun juga di kedalaman. Coba kami revisi cara pendekatan & idea penyampaiannya .... directly & simply. (susah juga sebagai puthujjana padaparama yang sudah semakin melapuk renta di usia senja /intelgensia menurun, akomodasi mata melemah & kondisi fisik drop karena life style pecandu yang tidak sehat (asam lambung?) ... well, tinggal menyambut 3 utusan abadi kehidupan datang menjemput (tua, sakit & maut) bagi sumbu, minyak /+ hembusan angin ?/ lentera figur eksistensial peranan kehidupan saat ini berakhir dan berlanjut dengan konsekuensi kammasakata /+ intervensi manipulatif dimensi kamavacara ?/ untuk episode dagelan nama rupa baru .... sementara 'kompor emosi' belum stabil dan 'wadah batin' masih belum resik untuk menjangkau paradigma yang walau secara intuisi sederhana namun susah untuk diungkapkan sebagai pengetahuan apalagi dilaksanakan dalam penempuhan dan terniscayakan dalam penembusan ). Begitu banyak beban kebodohan, kesalahan bahkan keburukan yang harus secara perwira perlu ditanggung secara mandiri (bersama?) demi/bagi keadilan, keasihan dan kearifan mandala ke-Esa-an ini ... tidak peduli apapun anggapan, pandangan dan harapan keinginan kita. Yang seharusnya terjadi memang seharusnya terjadi. Que sera sera, Pantha Rei. Celaan & Belaan Eksternal Tiratana ke Buddhisme (vs mitos 'agama' Budhi (Siwa Buddha) Sabdo Palon ?) 1. Buddha : Buddha dipuja karena beliau ingin dipertuhankan dan mengharuskan umatnya untuk mempertuhankan sesuai nafsu keinginan pribadiNya ? 2. Dhamma : Buddha mampu terjaga melampaui samsara immanen eksistensial sehingga merasa berhak memanipulasi Dhamma Transenden Universal ? 3. Sangha : Buddha ingin menyebarkan dogma / menegakkan agama (diniah / daulah ?) demi kebanggaan/ kepentingan golongannya saja tidak membabar/memandu etika kosmik Dhamma demi realisasi keterjagaan, sinergi keberdayaan dan harmoni kebahagiaan segalanya ? Saya berharap jawaban "tidak" diberikan .... Jika "ya" bersiaplah untuk jatuh kembali ? (atau perlu dijatuhkan dulu untuk segera faham/sadar ?) hipotesis siklus kejatuhan = /Sad/Dhamma > Mistik > Agama> pseudo dhamma> addhamma?.. plus referensi dan manuver strategi taktis penyesatan/ ketersesatan yang bukan hanya membodohi diri sendiri namun juga lainnya dengan logical fallacy hingga ethical fallacy (pembodohan tidak hanya berdampak penalaran dalam kehidupan ini namun hingga kesadaran lanjut ). hipotesis siklus kejatuhan = /Sad/Dhamma > Mistik > Agama> pseudo dhamma> addhamma?.. plus referensi dan manuver strategi taktis penyesatan/ ketersesatan yang bukan hanya membodohi diri sendiri namun juga lainnya dengan logical fallacy hingga ethical fallacy (pembodohan tidak hanya berdampak penalaran dalam kehidupan ini namun hingga kesadaran lanjut ). QS 5 : 51 : rahmatan lil alamin (ila muslimin ?) ila = /hanya?/ kepada (standar ganda pembenaran kepentingan pseudo dhamma)// QS 8 : 12 : rahmatan lil alamin (illa muslimin ?)…. ?!! illa = kecuali (menghalalkan pelaziman kezaliman addhamma)Kebenaran harus ditegakkan dengan cara kebenaran juga x kepalsuan Kebajikan harus ditegakkan dengan cara kebajikan juga x kebejatan Kebijakan harus ditegakkan dengan cara kebijakan juga x kekejaman Niat bisa dirasionalisasi dalilnya/ diirasionalisasi dalihnya . tindakan aktual itulah amal yang nyata gaya FPI atau FFI ? (supaya jelas : Front Pembela Islam diumbar vs Faith Freedom Indonesia dicekal ? ... beda faham ? ) atau ala HRS vs NM ? (ini juga : 'Habib?' Rizieq Shihab vs 'Lonte?' Nikita Mirzani ... beda kasta ? )
Semoga tidak perlu terprovokasi dalam kejatuhan untuk reaktif kesal kepada yang mengesalkan sehingga timbul arus noda kebencian yang bukan hanya / tidak selalu eksternal dunia namun internal asava (karuna keprihatinan bagi dampak kosmik kammavipaka bukan hanya dari yang bersangkutan namun plus lainnya termasuk yang mengikuti demi kesombongan pengakuannya dan memuliakan untuk memanfaatkan kebodohannya? x byapada antipati atas prilaku buruk untuk membenci ) dan juga tidak terlalu melekat sehingga merasa benar jika anggapan 'pandangan kebenaran (Dhamma untuk ditempuh secara nyata tidak kontraproduktif untuk dibanggakan sebagai berhala simbol identifikasi diri dan media untuk mengeksploitasi dan melazimkan kezaliman atas lainnya.... nekhama x upadana).Berhati-hatilah senjata beracun kebencian (virus batin dengan dampak karmik yang lebih mematikan ketimbang virus corona )... karena jika timbul kebencian untuk sesuatu yang walau layak dibenci, kita sesungguhnya telah tertular.... yang menabur memang akan menuai namun yang memakan juga akan keracunan nantinya. Dua video perlu diberikan untuk bukan hanya sekedar menjaga kebaikan sila berpribadi & berprilaku bagi diri sendiri namun juga demi metta kasih sayang kepada lainnya. juga toleransi menghargai pelangi perbedaan Tiada standar ganda (bagi kebodohan internal & pembodohan eksternal) untuk diidentifikasi & dieksploitasi dalam Saddhamma /transenden impersonal x kultus personal ; realisasi aktual > manipulasi sakral) semua sama peran sebagai manusia (karma = taqwa) Samsara ? (wah ... agak berat ? dunia dan akherat gitu aja ) Wah ... sial ke luar jalur, nih ... Padahal bukan ini inti rencananya yang ditayangkan. (sati sampajjana blong ... kompor emosi nyala terus ... nular lebih heboh ? )
Simak tabel berikut .... mungkin ada yang perlu difahami bagi semuanya .. tidak hanya manusia, namun semuanya termasuk para asura, petta, dewata, brahma , para "tuhan" / "buddha" yang dilabelkan & dilevelkan di balik ini (?) tentang permainan keabadian yang sedang digelar dari keazalian hingga keabadian ... sehingga mengapa sesungguhnya tidak perlu ada kesombongan, kebencian bahkan pelekatan yang berlebihan dilakukan dalam dagelan bersama ini bukan hanya demi kita di dunia ini namun juga mereka yang di sana. Kami tidak ingin mengacaukan permainan samsarik keabadian ini (Toh ... wawasan pengetahuan/keberadaan awal sesungguhnya tidaklah cukup memadai walau tidak percuma tanpa tataran kelayakan/ pemulian sejati yang memang telah dicapai ) . Esoteris tersembunyi ? mungkin karena memang perlu bijak ditunda hingga kelayakan si penerima, disembunyikan karena kepicikan untuk tidak ingin berbagi atau dirahasiakan mungkin karena ada muslihat kelicikan di dalamnya. ( Wah ... lebih provokatif daripada Bapak HRS atau Mbak Nikita Mirzani, ya ?.... Sudah uzur, bro/sis. Malu ... tahu diri. Tiada maksud mempertinggi rating ... (sensasi semunya kesenangan & fantasi naifnya kebanggaan apalagi mengumbar ujaran kebencian dan permusuhan). Namun ... Semoga setelah ini bukan hanya mereka berdua namun kita semua bisa kembali bersama sebagai saudara bukan hanya karena seagama / sebangsa saja namun karena kita semuanya adalah sesama pengembara viator mundi Ghoriibun /aabiru sabiliin untuk saling memberdayakan dan tidak memperdayakan. Tanpa Standar ganda demi kebaikan semuanya (dalam arti/lingkup yang luas ... seandainya saja semua mengerti effek kosmik dan dampak karmik pada saat ini dan nanti .... Jangan menyusahkan bukan hanya diri sendiri namun juga mereka yang di sana karena menyusahkan yang di sini. Semoga cukup tanggap.).
| BUDDHISM (TIPITAKA) | | | |
| TIPITAKA PALI OKE.rar | 385,053,399 | Documents : Buddhism | https://archive.org/download/tipitaka-pali-oke/TIPITAKA%20PALI%20OKE.rar |
| TIPITAKA ENG oke.rar | 636,965,209 | Documents : Buddhism | https://archive.org/download/tipitaka-eng-oke/TIPITAKA%20ENG%20oke.rar |
| TIPITAKA INA OKE.rar | 240,655,085 | Documents : Buddhism | https://archive.org/download/tipitaka-ina-oke/TIPITAKA%20%20INA%20OKE.rar |
| BUDDHISM (SPECIAL) | | | |
| DHAMMAPADA OKE.rar | 88,418,392 | Documents : Buddhism | https://archive.org/download/dhammapadaoke/DHAMMAPADA%20OKE.rar |
| 3 ABHIDHAMMA.rar | 389,592,715 | Documents : Buddhism | |
| VISUDDHI MAGGA.rar | 180,957,850 | Documents : Buddhism | https://archive.org/download/visuddhimagga_202004/VISUDDHI%20MAGGA.rar |
Dimensi
Tanazul Genesis KeIlahian
↓
Taraqi Eksodus Pemurnian
↑
Simultan progress Triade
Transendental
ESENSI MURNI
? ! .
Transendental
ajatam
abhutam
Panna
(theravada?)
Universal
akatam
asankhatam
Eksistensial
Asekha ?
Nibbana
Universal
ENERGI ILAHI nama brahma
Transendental
Anagami
suddhavasa
Samadhi
(vajrayana ?)
Universal
Anenja
arupavacara
Eksistensial
Vehapala >Abhasara
rupavacara
Eksistensial
MATERI ALAMI rupa kamavacara
Transendental
Mara/Kal, ...
triloka
Sila
(mahayana?)
Universal
Yama , Saka, ...
svargaloka
Eksistensial
asura? < Bhumadeva
apayaloka
| Dimensi | Tanazul Genesis KeIlahian ↓ | Taraqi Eksodus Pemurnian ↑ | Simultan progress Triade | |
Transendental | ESENSI MURNI ? ! . | Transendental | ajatam | abhutam | Panna (theravada?) |
Universal | akatam | asankhatam | |||
Eksistensial | Asekha ? | Nibbana | |||
Universal | ENERGI ILAHI nama brahma | Transendental | Anagami | suddhavasa | Samadhi (vajrayana ?) |
Universal | Anenja | arupavacara | |||
Eksistensial | Vehapala > | rupavacara | |||
Eksistensial | MATERI ALAMI rupa kamavacara | Transendental | Mara/Kal, ... | triloka | Sila (mahayana?) |
Universal | Yama , Saka, ... | svargaloka | |||
Eksistensial | asura? < Bhumadeva | apayaloka |
Wah.. sudah adzan ashar .... rehat shalat dulu. Dilanjut nanti malam (kalau nggak ada 'atur'an/undangan lingkungan mendadak .... besuk arisan keluarga.) Okay, Ba'da sholat jamaah maghrib kita lanjutkan lagi .... Realitas Transendental : Tauhid sufism Ibn Araby : tanzih -tasbih (transenden/imanen) Jika kau memandangnya tanzih semata kau membatasi Tuhan. Jika kau memandangnya tasbih belaka kau menetapkan Dia Namun jika kau menyatakanNya tanzih dan tasybih; kau berada di jalan Tauhid yang benar Sufi Ibn Arabi memandang KeIlahian Tuhan secara Esa - utuh dalam keseluruhan. Tuhan dipandang sekaligus sebagai Dzat Mutlak yang kekudusanNya tak tercapai oleh apapun/siapapun juga (transenden/tanzih) namun keluhuranNya meliputi segala sesuatu (immanen/ tasybih) sehingga walaupun pada dasarnya Kekudusan dan kesempurnaan Tuhan secara intelektual tak terfahami (agnosis) dengan keberadaan yang mungkin terlalu agung untuk kemudian tak diPribadikan (impersonal) dan mandiri (independent) namun kemulian IlahiahNya sering disikapi sebagai figur yang berpribadi(personal) dan Dharma kehendakNya dapat difahami(gnosis) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antara makhluk dengan Tuhan sesuai dengan ketentuanNya (dependent).Tanpa Tuhan, tidak ada segalanya. Karena Tuhan, bisa ada segalanya. (wajibul & mumkimul Wujud ) Tao adalah Tao - jika kau bisa menggambarkannya itu pasti bukan Tao (tan kinoyo ngopo) Dalam kitab suci Uddana 8.3 Parinibbana (3) Buddha bersabda : O,bhikkhu ; ada sesuatu yang tidak dilahirkan ajatam, tidak menjelma abhutam, tidak tercipta akatam, Yang Mutlak asankhatam Jika seandainya saja tidak ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma,tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut maka tidak akan ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran penjelmaan ,pembentukan , dan pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma, tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut maka ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu itu. Buddhisme umumnya menamai itu semua sebagai Nibbana (Unio Mystica Kemurnian/KeIlahian ? ). Tanpa niatan mengacau, jika kami memandang ini secara tidak langsung mungkin menunjukkan dua hal sekaligus ,yaitu : kesaksian akan adanya "keilahian' yang diistilahkan sebagai ‘yang Mutlak” dan yang kedua penjelasan bahwa nibbana pencerahan sebagai puncak pencapaian spiritualitas Buddhisme hanya mungkin terjadi karena adanya ‘Yang Mutlak’ tersebut. Seperti di tabel. /Wah .. tadi siang sudah terlintas di fikiran paradigma inferensi hipotesis transendensi asekha? etc ... lupa lagi karena teralihkan konsentrasi dan energi ke masalah 'kompor' di atas. (rugi, deh ) Tak perlu menyalahkan apapun atau siapapun juga ... rehat dulu semoga nanti ingat. / Kompleks juga masalah ini ... Maaf, Neyya Buddhist & Dalai Lama jika kami harus jujur kepada kalian. Memang sudah benar dan tepat tanpa revisi ajaran Buddhisme yang ada ... namun sayangnya kurang global / lengkap bagi semua. Ini ruwet, bro .... Lintas Agama/ Mistik/Dharma, etc untuk memadukan puzzle mozaik kinerja desain sistem mandala ke-Esa-an ini. Bagaimana dan darimana kami mulai, ya ? Saya seorang positivist ... tidak suka mitos (satrio piningit, agama buddhi sabdo palon, etc) walau membenarkan mutlak diperlukan akal sehat, hati nurani dan jiwa suci untuk mencari, menempuh dan menembus kebenaran. Ini bukanlah sekedar hanya karena keinginan romantis tusita untuk 'berbahagia' bebas dari penderitaan (asekha untuk nibbana) ataupun advaita peleburan keilahian universal (akatam asankhatam) universal namun terutama kerinduan abadi realistis akan kesejatian azali (ajatam abhutan).Lihat triade-nya paralel berimbang meningkat ke atas, ke bawahnya ..., ya ? Seandainya saja Samma SamBuddha berasal dari Mara / Shiva mungkin akan lebih sempurna ketimbang dari Tusita/ Vishnu. Shiva & Vishnu sebagaimana Brahma adalah Mahadeva Triloka Kamavacara dalam versi Purana Hinduisme. Shiva Nataraja adalah pasuphati /pecinta kehidupan/ yang realistis mengasihi segalanya bukan hanya yang baik (dewata) namun juga menerima yang kurang baik? (asura). Agak berbeda dengan Vishnu yang lebih romantis lebih mencintai kebajikan saja dan cenderung tidak menyukai (walau berusaha menerima tetapi tidak membenci) keburukan. Kisah avatara Vishnu x Shivan versi Hindu. Keberimbangan Shiva diperlukan mengungguli Brahma, Vishnu untuk menjangkau kasunyatan yang lebih sempurna. ETC, ETC. ETC. dengan inferensi hipotetis terjadilah triade pergeseran paradigma : vishnu - brahma - shiva; abhasara - vehapala, nibbana - asankhata - ajatan/abhutam Kalau ... okelah mengalah ... anggap saja yang dimitoskan itu ada. Agama Buddhi sesungguhnya bukanlah label agama namun sistem etika kosmik yang seharusnya mencakup dan melindungi keseluruhan dalam keberimbangan .... maaf bukan hanya agama lama Buddha atau Hindu. Namun Dharma yang seharusnya mencakup dan melindungi keseluruhan dalam keberimbangan (termasuk Islam, Kristen, Kepercayaan ... termasuk atheisme ?) . Realitas menampung fenomena apapun maka realistis juga jika tidak perlu kesombongan, kebencian dan kelekatan , dan lebih realistis lagi jika kesetaraan, welas asih dan nekhama dilakukan kemudian semakin (paling) realistis jika dilakukan dengan kemurnian tanpa keakuan, dalam keesaan dengan kewajaran karena memang demikianlah kesedemikian itu tergelar untuk diselaraskan Itu cuma inferensi intelektual, bro .... jangan dipercaya begitu saja (saya yang berpendapat saja masih terbuka, menerima dan merevisi lagi jika nanti ternyata masih ada kesalahan, kekurangan bahkan ketersesatannya)... Tunggu Sabdo Palon, Buddha Mara-Shiva .... kelamaan, bro/sis ? Diterima, dijalani saja apa yang ada. Terus mengembara di mandala ke-esa-an ini sebagaimana lainnya. Fenomena Universal : Kaidah Kosmik: Skenario Samsarik : Taraqqi (transendensi pencerahan kemurnian) Problematika Eksistensial : Sketsa Paradigma - Parama Dhamma : Ethika pacceka (di segala level/label)
MONOLOG Celaan & Belaan Eksternal Ti-"yana" (3 aliran) ? 1. Mahayana : mengandalkan moralitas sila saja ? 2. Vajrayana : mengandalkan kultivasi samadhi saja ? 3. Theravada : mengandalkan panna kebijaksanaan saja ? Sita hasitupada & Ariya Magga 1,2,3 Bhante Punnaji Formulasi taktis pemberdayaan Realisasi Transendental : Spiritual + Metafisik Subsistensi Eksistemsial : ekonomi /kuadran kiyosaki (profesi s/d ekspansi)/ + santuti Harmonisasi Universal : Eksistensial + Universal EPILOG Celaan & Belaan Eksternal Tilakhana (3 corak) 1. anicca : kebahagiaan agama surgawi 2. dukkha : keberdayaan mistik brahma 3. anatta : keterjagaan dhamma asekha vs asava samyojana : alobha - adosa - amoha Konsistensi peniscayaan Kelanjutan transendental : Swadika , Talenta , Visekha Keberadaan eksistensial : persona, regista, persada Keterarahan universal : empati, harmoni, sinergi Well, by the way ... directly speaking. Pandangan yang luas (Dalai Lama) Pengertian yang bijak (Bhante Punnaji) Pensikapan yang tepat ( Bhante Pannavarro) Finally ,Tiga Pesan Abadi keheningan kosmik yang diungkapkan para Buddha : Jauhi kejahatan, jalani kebajikan, sucikan fikiran Jadilah media kebaikan yang murni x media keburukan yang kacau bagi diri sendiri, makhluk lain dan living cosmic ini baik transendental, universal, eksistensial . senantiasa terjaga sebagai media impersonal akan figur personal samsariknya sehingga memungkinkannya untuk bukan hanya berjaga dari keterpedayaaan bahkan semakin memberdaya diri namun juga mampu menjaga untuk tidak hanya memperdaya lainnya namun justru memberdaya lainnya..... tetap orientasi berpandangan, berpribadi, berprilaku ariya apapun peran, dimanapun dimensi dan kapanpun situasi kondisinya. Menerima tanpa perlu kebencian, mengasihi tanpa perlu pelekatan , melampaui tanpa perlu merendahkan. So, jika keniscayaan pembebasan/ pencerahan/ pemberdayaan belum mampu tercapai, keselarasan tertib kosmik yang holistik, harmonis dan sinergik akan kebenaran, kebajikan dan kebijakan masih terjaga .... bagi diri sendiri, makhluk lain dan living cosmic ini. Simultan Triade ETC
NOVEL ?
No comments:
Post a Comment