INNER QUEST > OUTER ORDER =
ketersadaran internal > (baca : bukan hanya/tidak sekedar) keterpaksaan eksternal
Who ? Siapa ... Kita (bertanggung jawab atas diri kita sendiri )
Where ? Dimana .. Disini (dan juga di/ke sana, tentu saja )
When ? Kapan ... Sekarang (dan juga nanti , gitu lho )
Plus =
What ? Apa ... apa yang harusnya kita lakukan ?
Why ? Mengapa ... mengapa kita perlu melakukan ?
How ? Bagaimana ... Bagaimana kita seharusnya melakukan ?
(Ini saja dialektika paradigmanya ... thesis masalah faktual, antithesis pragmatisme kemanfaatan & sintesis option solusi )
Well jangan salah sangka … kami tidak sedang memaparkan tentang pelekatan /pelepasan tetapi alternatif kepekaan perluasan kebijaksanaan
Avijja ... kebodohan ini keburukan atau kebutuhan ?
Yang perlu kita fahami, sadari dan hadapi tampaknya bukan sekedar kegilaan insani atau kematian alami namun terutama kelupaan abadi akan kesejatian diri dalam setiap episode permainan keabadian samsarik yang disebut (siklus) kehidupan (dan kematian) ini.
Well, The Greatest evil is Ignorance Kejahatan terbesar adalah (karena?) Avidya ketidak-tahuan
Walau dalam pengetahuan ketidak-tahuan akan realitas (kaidah panentheistik?) ini istilah evil (kejahatan/ keburukan) yang digunakan mistisi Sadhguru Yasudev tersebut tidak terlalu salah sebagaimana juga terma avijja kebodohan yang digunakan Samma Sambuddha Gautama namun demikian dalam realisasi penempuhan holistik demi penembusan, pencapaian & pencerahan yang bukan hanya murni dan benar tetapi juga bijak dan tepat untuk mensikapi itu sebagai 'kewajaran' yang harus diterima untuk dihadapi dan difahami agar secara bijaksana dapat dilampaui dengan kesadaran (terhindar dari jebakan konseptual, jeratan identifikatif & sekapan dualisme inference paradoks spiritual MLD yang sangat mungkin terjadi. Well, untuk keniscayaan dalam kesedemikianan yang terjadi perlu keselarasan akan kelayakan dalam keberadaaan dan keberdayaan yang memadai. (transendensi kebijaksanaan pemberdayaan berkembang & berimbang melampaui pemakluman faktitas eksternal untuk diterima keterbatasan & pembatasannya ). bagaikan menumbuh-kembangkan bunga teratai di kolam lumpur yang keruh.
Mungkin sangat sensitif dan agak provokatif jika kami menyatakan ... ADA SESUATU YANG MUNGKIN BELUM DIKETAHUI KITA SEMUANYA TERMASUK JUGA YANG BELUM DISADARI PARA TUHAN, DIHAYATI PARA BRAHMA BAHKAN DIFAHAMI PARA BUDDHA SEKALIPUN ..... DALAM PERMAINAN DRAMA DALAM DARMA DARI KEAZALIAN HINGGA KEABADIAN YANG SUDAH, SEDANG DAN AKAN BERLANGSUNG SELAMA INI .... (Maaf,... tanpa maksud sama sekali untuk mengacaukan skenario permainan & pemeranan kosmik yang terjadi )
Triade labirin paradoks diri - alam - inti dalam drama abadi dari fase azali hingga nanti ini (label eksistensial - layer universal - level transendental) dengan 'maha avijja' sebagai skenario samsariknya dan 'parama dhamma' sebagai desain holistiknya memang sangat complicated (jangankan untuk dilampaui dalam penembusan , untuk dijalani dalam penempuhan bahkan difahami dalam pengetahuan saja sulit & rumit ).
Well, sesungguhnya paduan Dhamma & Avijja inilah tampaknya roda penggerak bukan hanya samsara namun juga mandala ini bagi tetap berlangsungnya dinamika keabadian yang berlangsung selama ini
BAHASAN = TENTANG AVIJJA Walau avijja secara etika kosmik adalah penyimpangan keselarasan namun ini membuat keberagaman (seperti biasan pelangi dari cahaya mentari yang sama) The disaster in this planet is not an earthquake, not volcano, not a tsunami. The true disaster is human ignorance. This is the only disaster. Ignorance is the only disaster. Enlightenment is the only solution, there is really no other solution, please see -You need a subjective perception of life. so spiritual process if it has become alive … this is not about renunciation. This is just about living sensibily.
Bencana di planet ini bukanlah gempa bumi, bukan (letusan) gunung berapi, bukan tsunami. Bencana sebenarnya adalah ketidaktahuan manusia. Ini satu-satunya bencana. Ketidaktahuan adalah satu-satunya bencana. Pencerahan adalah satu-satunya solusi, benar-benar tidak ada solusi lain, silakan lihat -Anda membutuhkan persepsi subjektif tentang kehidupan. Jadi proses spiritual jika telah menjadi hidup… ini bukan (hanya?) tentang pelepasan keduniawian. Ini (tepatnya?) hanya tentang hidup dengan bijaksana
BAHASAN = TENTANG AVIJJA
Walau avijja secara etika kosmik adalah penyimpangan keselarasan namun ini membuat keberagaman (seperti biasan pelangi dari cahaya mentari yang sama)
The disaster in this planet is not an earthquake, not volcano, not a tsunami.
The true disaster is human ignorance. This is the only disaster. Ignorance is the only disaster.
Enlightenment is the only solution, there is really no other solution, please see -You need a subjective perception of life.
so spiritual process if it has become alive … this is not about renunciation. This is just about living sensibily.
Bencana di planet ini bukanlah gempa bumi, bukan (letusan) gunung berapi, bukan tsunami.
Bencana sebenarnya adalah ketidaktahuan manusia. Ini satu-satunya bencana. Ketidaktahuan adalah satu-satunya bencana.
Pencerahan adalah satu-satunya solusi, benar-benar tidak ada solusi lain, silakan lihat -Anda membutuhkan persepsi subjektif tentang kehidupan.
Jadi proses spiritual jika telah menjadi hidup… ini bukan (hanya?) tentang pelepasan keduniawian. Ini (tepatnya?) hanya tentang hidup dengan bijaksana
No comments:
Post a Comment